Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menahan
tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng
yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah
yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga
struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser.
Berdasarkan
cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan tanah dapat digolongkan
dalam beberapa jenis yaitu Dinding Gravitasi, Dinding Penahan Kantiliver,
Dinding Kontravort, Dinding Butters, Dinding Jembatan dan Boks Culvert.
a. Dinding
Gravitasi ( Gravity Wall )
Dinding ini biasanya dibuat dari beton murni (tanpa
tulangan) atau dari pasangan batu kali. Stabilitas stabilitasnya konstryksinya
diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri konstruksinya. Biasanya
tinggi dinding tidak lebih dari 4 m (empat meter).
b. Dinding
Penahan Kantilevert ( Cantilever Reatining Wall )
Dinding ini terbuat dari beton bertulang yang tersusun dari
suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan sebagai balok
atau plat kantiliever. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri
dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak(hell). Terdapat
3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantilever, yaitu bagian dinding
vertical (steem) tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe) tumit tapak dan ujung
kaki tapak (toe). Biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6-7 meter.
c. Dinding
Kontrafort (Countefvort Wall)
Kontrafort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertical
dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interval jarak tertentu. Dinding
kontrafort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 m
(tujuh meter).
d. Dinding Butters (Butters Wall)
Dinding
ini hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian
kontrafort
diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi
memikul tegangan tekanan pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari pada
bagian kaki stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding
penahan dan berat tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk
ketinggian lebih dari 7 m (tujuh meter).
e. Abutment Jembatan (Bridge Abutmeent)
Struktur
ini berfungsi seperti dinding penahan tanah yang memberikan
tahanan horizontal dari tanah timbunan dibelakangnya. Pada perencanaanya,
struktur
dianggap sebagai balok yang dijepit pada dasar dan tumpu bebas pada
bagian
atas.
f. Box Culvert
Dalam
memilih jenis dinding penahan tanah yang ekonomis, faktor- faktor
yang
mempengaruhi diantaranya sifat tanah, kondisi lokasi, metode pelaksanaan dan
ketinggian. Sebagai pegangan, ketinggian dinding penahan digunakan sebagai
standar perencanaan kontruksi dinding penahan tanah.
SUMBER : http://www.civildoqument.com/2014/12/dinding-penahan-tanah.html